BECAUSE I LOVE YOU part 12
Di
pagi hari, Istana gempar karena Anjali menghilang. Semua pelayan yang mengurusi
Anjali terlihat panik terutama kiran yang merupakan pelayan utama Anjali
“Aku sudah memerintahkan kamu untuk
menjaga Anjali dengan baik. Banyak orang yang sedang tidak menyukainya. Dia
sedang tidak aman, bisa saja sesuatu terjadi padanya.”
“Saya minta maaf, Putri. .” sesal
Kiran. ia tak berani memandang mata Putri seta.
“Kalau sampai Rahul tahu, hal ini
pasti akan menambah beban pikirannya.”
“Sejak tadi malam, Raja Rahul juga
tidak berada di ruangannya, putri dan sampai sekarang beliau belum kembali”
Ujar Karan yang tiba-tiba datang juga dengan wajah yang panik.
“Apa???”
“Ya,,, Dan saya sudah mencari beliau
ke seleuruh penjuru istana” Sahut Karan.
Putri seeta berpikir sejenak.
“kau sudah mencarinya ke menara???”
Karan menggeleng. Ratu Seeta sedikit bernapas lega, karena naluri keibuannya
meyakini bahwwa rahul sedang berada di menara. tempat favoritnya dan rohan.
“Kalau begitu, Aku akan mencari
Rahul ke menara. Dan kau Karan, bantu Kiran menemukan Anjali. bagaimanapun caranya dan
jangan sampai berita ini meluas dan Rahul mengetahuinya.”
“baik, putri.” Jawab karan dan kiran
hampir bersamaan
@@@
Putri seta dan beberapa pelayannya
menuju menara istana. sesampainya di tangga
puncak menara. Putri seta meminta para pelaynnya untuk menuggu di bawah,
karena beliau menyadari bahwa puncak menara adalah ruangan yang Rahul minta khusus
kepada raja yash sebagai tempat privasinya dan Rohan. Sebenarnya putrid seta
juga merasa bersalah telah melanggar aturan yang rahul dan rohan buat bahwa
tidak boleh ada seorangpun yang memasuki ruangan di puncak menara tanpa
terkecuali. Namun, sebagai seorang ibu beliau ingin memastikan bahwa Rahul
sedang berada di ruangan dan baik-baik saja. putrid seta juga berjanji dalam
hatinya bahwa ia tidak akan memasuki ruangan privasi rahul dan hanya melihatnya
dari balik pintu.
Putri Seeta membuka pelan-pelan
pintu ruangan puncak menara, namun Diaa kaget dia melihat Rahul sedang tertidur
di pangkuan Anjali. Putri seta terlihat kesal melihat anjali yang telah
melanggar aturan namun ketika ia melihat rahul sedang tertidur pulas dengan
wajah yang tenang dan damai rasa kesal itu pun menghilang. Ditambah lagi dia
melihat anjali yang duduk dan hanya memandangi Rahul dengan matanya yang sayu.
Putri Seeta hanya bisa tersenyum haru. Dan langsung menutup pintu dengan
hati-hati kemudian kembali ke istananya.
@@@
Hari mulai siang, sinar matahari
yang hangat seirring waktu berubah panas dan menyilaukan menembus jendela
ruangan puncak menara. Pelan-pelan Rahul membuka kelopak matanya, Ia masih
tidak menyadari bahwa ia sedang tidaur di pangkuan Anjali. Namun ketika ia
menoleh ia melihat wajah Anjali yang tersenyum datar padanya.
“Anda sudah bangun?” sapa Anjali.
Rahul bangkit dan langsung duduk. Rahul masih mengingat-ingat apa yang telah
terjadi.
“Anda sudah bangun. Kalau begitu
saya pamit pergi.” Anjali bangkit dan langsung memebri hormat kemudian berjalan
keluar dari puncak menara.
Rahul memandangi bayangan Anjali
yang menghilang setelah menutup pintu. Ia ingat apa yang telah terjadi semalam.
ia frustasi dan anjali datang.
@@@
“Anda kemana saja, Nona. kami panik
mencari Anda” sapa Kiran pada anjali yang sedikit berjalan sempoyongon menuju
ruangannya.
“Aku tidak kemana-mana, Kiran” sahut
Anjali lemah. ia berjalan tidak stabil dan hampir jatuh. untung saja Kiran
sigap dan langsung menangkapnya.
@@@
“Rajkumaari???” ucap Anjali. Matanya
mengerjap-ngerjap memastikan bahwa orang yang sedang duduk di sisi tempat
tidurnya adalah Putri Seeta. Anjali langsung bangkit dari tidurnya untuk
memberikan hormat namun Putri seta melarangnya dan membiarkan Anjali tetap
berbaring.
Tangan Putri Seeta mengusap lembut
mata Anjali yang masih terlihat sayu karena kurang tidur dan mengusap lembut
pipi Anjali seraya tersenyum
“Setelah Raja yash wafat, Aku tidak
pernah melihat Rahul terlihat tenang dan tertidur pulas seperti saat dia bersamamu.”
Anjali terkejut, bagaimana Putri
Seeta tahu bahwa semalam ia bersama rahul
“Jangan terkejut Anjali, Aku tahu
bahwa semalaman kau bersama Rahul. Jujur, Aku ingin marah ketika kau berdua
dengan Rahul tanpa pengawalan dan aku lebih marah ketika kau memasuki menara
yang merupakan ruangang privasi Rahul yang tidak seorang pun dizinkan masuk
kecuali Rahul dan Rohan sendiri.”
“Saya minta maaf” ujar Anjali lirih.
ia merasa sangat bersalah.
“Kau tak perlu minta maaf. Karena
kemarahanku musnah ketika aku melihat rahul tertidur pulas di pangkuanmu.
Setelah kematian Raja yash, itu adalah pertama kali aku melihat Rahul tertidur
pulas tanpa beban dan tekanan di wajahnya. Dan aku sangat berterima kasih akan
hal itu” Anjali membisu
“Rahul sangat membutuhkanmu. Dia
membutuhkanmu untuk selalu bersamanya. Cinta adalah kekuatnnya. dan Cintanya
adalah kamu. Jadi apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan Rahul.” Ujar
Putri Seeta dengan sungguh-sungguh. ia lalu mengecup kening Anjali dan langsung
pergi,
@@@
Latar belakang dan kelakuan Anjali
yang dianggap tidak sesuai dengan aturan dan tradisi Istana telah menjadi topic
panas di siding-sidang Istana. Sebagian besar dewan Istana tidak menginginkan
Rahul meneruskan pertunangannya dengan anjali. Berulang kali Rahul berusaha
untuk meyakinkan, namun selalu dimentahkan sehingga mebuat Rahul putus asa.
Namun, Pangeran Pratap yang sedari tadi diam mengacungkan tangan hendak
membrikan usul. Rahul sedikit bernapas lega. Ia berharap bahwa pamnnya akan
mendukungnya.
“seorang Ratu memang berhak untuk
mengajukan calon ratu. Tapi keputusan tentang layak tidaknya Calon Ratu itu
masih mebutuhkan pertimbangan Dewan. Jadi, saya meminta kepada raja untuk
menghadirkan Nona Anjali ke siding istana minggu depan. Kami ingin mengetahui
sejauh mana keberhasilan pendidikan dan pelatihan Nona Anjali Selama kurang
lebih dua bulan ini. Dan saya Rasa, inilah saatnya untuk menentukan kelayakan
Nona Anjali sebagai tunangan Anda dan sekaligus calon ratu kerajaan ini.”
Mendengar hal itu, Rahul langsung
lemas. Pangeran Pratap tersenyum penuh kemenangan
“Mengapa Anda terlihat lemas,
Maharaj. Kami hanya akan melakukan tugas kami.
Jika Nona Anjali memang layak untuk menjadi seorang ratu kami akan
mendukungnya dan jika memang tidak layak, maka kami akan menolaknya. Dan karena
ini calon yang diajukan oleh ratu maka rakyat menjadi saksinya. Rakyat akan
menyaksikan siding itu secara live.” ujar angeran pratap angkuh.
Rahul bertambah lemas. kakinya
seprti tak berpijak pada bumi. Dia yakin bahwa siding itu akan mempermalukan
ANjali habis-habisan dan seluruh dunia akan menyaksikannnya . Rahul tidak
sanggup membayangkan orang yang dicintainya harus disiksa secara mental.
Setitik air mata jatuh dari matanya.
Tuhan, beri aku jalan keluar
@@@
Malam telah larut. Keadaan telah
berubah hening hanya suara jangkrik dan binatang malam yang menghiasi. Bulan
terlihat bulat sempurna menunjukkan keindahnnya. Anjali mentapnya dari balik
jendela menikati keindahan malam. Sejenak ia melupakan beban yang akan ia
tanggung keesokan harinya. Ia sudah bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi
padanya. Dewan Istana akan menjegalnya dan ia bisa terlepas dari belenggu
Istana. Anjali tersenyum kecut membayankannya. Namun senyumnya menghilang
membayankan bahwa rakyat india mungkin akan mengintimidasinya dan dia harus
meninggalkan seorang yang mengisi sebagian hatinya.
“Anjali, kau belum tidur?” suara
Rahul mebuyrkan lamunan anjali.
“Maharaj??/” ujar Anjali kaget
melihat Rahul yang diam-diam memasuki ruangannya.
Rahul segera memluk anjali erat
bahkan sangat erat. Anjali berusah untuk melepaskannya namun pelukan Rahul
bertambah erat.
“izinkan aku memelukmu untuk
terakhir kalinya. ku mohon” Rahul semakin membenamkan kepalanya di pundak
Anjali. Anjali pasrah.
Beberapa saat kemudian rahul
melepaskan pelukannya. Ia memandang Anjali dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Anjali bukan lagi seprti Anjali yang ia kenal.. Tidak ada lagi mata berbinar
Anjali, tidak ada lagi keangkuhan anjali dan tidak ada lagi senyum menawan
Anjali yang dulu Ia hadirkan dengan susah payah.
“Maafkan aku, Anjali.” sesal Rahul.
Anjali diam karena tak tahu kata apa yang pantas diucapkan.
Sejak pertama kali aku jatuh cinta
padamu, aku menyadari bahwa dunia kita berbeda. kau adalah manusia yang
ditakdirkan untuk hidup bebas sedangkan aku harus ditakdirkan hidup dengan
semua aturan yang harus diikuti. Kau memiliki kehidupan yang indah dan berwarna
sehingga aku juga ingin memilikinya dan hidup bersamamu di duniamu, namun
sayang aku tak mampu meraihnya. Akan tetapi aku juga tidak mampu memaksamu
untuk hidup di duniaku karena aku tahu ini akan sangat menyakitimu. Jujur dalam
hati kecilku aku menginginkan kau berada di sini, bersamaku di istana ini.
Namun, semakin aku berusaha mempertahankanmu, semakin besar pula aku menyakitimu
dan semakin keras orang-orang istana menentangmu. Dan aku tidak mampu untuk
melihat hal itu terjadi padamu.”
Anjali menyimak kata demi kata yang
dilontarkan Rahul. Terasa sangat getir di hati Anjali.
“Pergilah, Anjali. Kemabalilah ke
duniamu. Raihlah mimpi-mimpimu dan nikmatilah kebahagiaanmu. Di sini bukan
temaptmu.”
Anjali kaget mendengar ucapan Rahul.
Dia tidak tahu harus bersikap senang ataupun sedih. Senang karena dia akan
keluar dari sangakar emas yang telah membelenggunya selama ini atau sedih
karena dia harus meningglakan orang yang dicintainya.
“Aku sudah mengatur semua untukmu.
besok pagi-pagi sekali Kiran akan mengatrakanmu ke lorong bawah istana dan
karan akan membawamu ke luar India.”
Rahul berbalik dan hendak pergi.
Namun ia urungkan seperti ada sesuatu yang ia lupakan. Beberapa saat kemudia Ia
berbalik kembali dan berjalan mendekati Anjali dan membisikkan beberapa kata di
telinga Anjali.
“password itu hanya akan bisa
berfungsi dengan suaramu.” Ujar Rahul seraya pergi meninggalkan Anjali yang
masih terpaku.
@@@
Sementara itu, para dewan Istana
sedang menunggu kehadiran Rahul dan Anjali. suasana Di balai agung Istana
nampak kacau, para wartawan sudah mulai tak sabar menunggu kedatangan Rahul dan
ANjali sedang para dewan sudah mulai kesal karena Rahul tak kunjung datang dan
Anjali orang yang akan mereka permalukan tak kunjung menampakkan batang
hidungnya. Maharani Nandini dan Rajkumaari seta pun tak mampu mengendlikan
keadaan yang tambah kacau
Sedangkan di ruangan pribadi Raja,
Rahul sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Tiba-tiba, Karan datang
dengan wajah sedikit panik.
“Maharaj,,, Keadaan dib alai agung
istana mulai tak terkendali. Mereka menginginkan Anda dan nona Anjali untuk
segera datang. Putri seta pun tak mampu mengendlikan kekacauan di ruang
siding.”
“Ya, aku tahu. katakana pada mereka
bahwa 10 menit lagi aku berada dib alai agung Istana.” Ujar Rahul singkat.
Matanya focus pada printer yang sedang meproses print out dari layar computer
Rahul. Dari kelopak mata Rahul yang menghitam, Karan menegtahui bahwa Rahul
tidak tidur semalaman.
“Maharaj, are you okay?” Tanya Karan
agak Ragu.
“Yes, I am okay.” Rahul memasakan senyumnya.
Tangannnya dengan gesit mengambil kertas hasil print out dan langsung berjalan
keluar ruangannya dan diikuti Karan
@@@
Suasana menjadi senyap ketika Rahul
berdiri di pintu balai agung istana. Semua orang member hormat tanpa terkecuali
menyambut kedatangan Raja mereka.
“Silahkan dimulai sidangnya” Ujar
Rahul tenang seraya duduk di singgasananya.
Sementara Rahul sedang menghadapi
argument dan cemoohan Para dewan Istana terkait Anjali, di sisi lain Istana,
Anjali dan Kiran sedang menyusuri lorong-lorong gelap bawah Istana yang
merupakan jalan Rahasia yang bisa diguanakn sebagai jalan keluar jika kerajaan
India mendapat serangan tak terduga dari musuh yang mengancam keselamatan Raja
dan anggota keluarganya.
“Ayo nona, sebentar lagi kita akan
sampai” Ucap Kiran bersemangat. Tangan kanannya menyorotkan senter sedang
tangan kirinya menuntun Anjali. Anjali membisi. Pikirannya sedang tidak focus
kejalan yang dilewatinya. tak jarang ia sering tersandung. Pikiran anjali
sedang memikirkan Rahul, yang sangat mencintainya walupun telah membohonginya,
Ratu nandini dan putrid seta wanita yang telah memberinya kasih sayang seorang
ibu yang tidak ernah ia dapatkan, Raja Yash yang sangat mempeduliknnya dan
ayahnya yang selalu berkorban untuknya.
“Nah, kita sudah sampai, Nona” seru
kiran ketika sudah berada di depan pintu sebuah bunker. Ia berhenti dan
memperhatikan detail pintu bunker tersebut. alisnya berkerut pertanda ada
sesuatu yang sedang mengganjal pikirannya.
“Ya, Ampun. Raja Rahul pasti
melupakan sesuatu. Password pintu ini hanya diketahui olehnya. Kalau seperti
ini percuma saja kita sampai di sini kalau yang bisa membuka tidak ada di
sini.” keluh Kiran. Ia menyandarkan punggungnya di dinding. Lalu ide
briliantnya muncul. ia raih ponsel di sakunya dan mencoba menghubungi
seseorang, Raja Rahul. Ditengah menunggu panggilannya tersambung, Kiran tak
henti-hentinya mengoceh.
“saya tidak mengerti kenapa Raja
Rahul melakukan semua ini. pertunanan anda adalah permintaan langsung dari
mendiang raja yash” celoteh Kiran. anjali tidak menghiraukannya dan hanya
memandangi pintu bangker yang di sampingnya terdapatlayar sensor pembukanya.
“jujur saya perhatikan Raja Rahul
banyak berubah setelah kehadiran anda. Namun saya tidak mengerti mengapa raja
Rahul meminta anda untuk pergi???” Tanya Kiran. ia melirik Anjali yang berdiri mematung
“Because I love you” ucap Anjali
lirih. Entah kenapa ketika anjali mengeja kalimat itu ada sebuah rasa yang
berkecamuk dalam hatinya.
dan ‘klek’ pintu bunker terbuka.
Kiran mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya apa yang baru saja dilihatnya.
bunker yang merupakan tempat perlindungan terakhir keluarga kerajaan yang
passwordnya hanya bisa terbuka oleh rajanya kini bisa di buka oleh junjungannya
yang masih belum menjadi anggota kerajaan. Pertanyaan demi pertanyaan muncul
dalam benakanya.
“Ternyata Raja Rahul telah
memberikan passwordnya pada anda.” seru Kiran tak percaya. Anjali masih saja
mematung.
Kiran memasukkan kembali ponselnya
dan menarik tangan Anjali untuk memasuki bunker. Namun Anjali bertahan tak
beranjak.
“Mari, Nona. Waktu kita tidak
banyak. Karan pasti sudah menunggu kita.”
Anjali melepaskan tangan Kiran yang
memegangnya. Malahan Anjali yang meegang tangan Kiran.
“Ayo kita kembali.” ucap Anjali
seraya menarik tangan Kiran untuk kembali ke Istana.
@@@
Di balai agung istana, keadaan
semakin memanas karena sebagian besar dewan istana kesal menunggu Anjali yang
tak kunjung datang. Melihat kondisi yang demikian Rahul dengan sikap tenang
bangikt dan berjalan menuju podium. Rahul mengambil kertas yang sudah ia
persiapkan sebelumnya dan mebuka pelan-pelan lipatan demi lipatan kertas itu.
seluruh pasang mata yang hadir terdiam memperhatikan apa yang akan dilakukan
Rajanya.
“Saya, Rahul Aryaan Raichand sangat
berterima kasih sekali…” namun tiba-tiba saja pintu balai agung Istana terbuka.
Pusat perhatian kini beralih pada seseorang yang berdiri di pintu balai agung.
Anjali. Gadis yang mereka tunggu untuk mereka hakimi dan permalukan.
Bak seorang pesakitan yang sedang di
interogasi, Anjali duduk di tengah-tengah ruangan dengan di perhatikan seluruh
pasang mata dari dewan istana yang berusaha untuk menjatuhkannya dengan
pertanyaan- pertanyaan yang menyakitkan yang dijawab Anjali dengan tenang. Ratu
nandini dan putrid seta beserta Rahul hanya bisa memperhatikan tanpa bisa
memberikan pembelaan. Sedangkan Rakyat yang menyaksikan momen itu dari luar
istana ataupun live dari tv merasa tergang bercampur iba menyaksikan moment
dimana politik istana yang kotor sedang ingin menjatuhkan seorang wanita dari
kalangan rakyat jelata.
“Ketika acara perkenalan resmi anda
sebagai calon tunangan Raja Rahul terungkap bahwa anda adalah putrid dari
seorang wanita penghibur. Apakah ini benar?” Tanya Tuan Chopra yang merupakan
salah satu Dewan senior yang paling dihormati.
“Ya, memang benar ibu saya adalah
seorang pelacur. Atau lebih tepatnya mantan pelacur. Lalu dimana letak
kesalahnnya?”
“Anda tahu bahwa Ratu adalah sosok
yang dihoramtai. lau bagaimana bisa ratu yang seharusnya dihormati merupakan
anak dari pelacur yang hina?”
“Semua anak itu terlahir suci.
Mereka tidak menanggung dosa dari orang tuanya. Begini saja, Jika anda membunuh
orang, apakah putra anda akan ikut masuk penjara?” Tuan chopra terdiam
mendengar sanggahan Anjali.
“Tuan Thakur, anda adalah kepala
bagian hokum Istana, maukah Anda menjawab pertanyaan saya yang tak bisa dijawab
Tuan chopra tadi”
“anda benar Nona, seseorang tidak
menanggung dosa orang lain.”
Anjali tersenyum.
“Saya tegaskan, Ibu saya memnag
seorang wanita penghibur. Namun perlu semua orang ketahui bahwa saya
dilahirakan di dalam ikatan pernikahan yang syah. Ayah saya menikahi ibu saya
walupu pada akhirnya ibu saya pergi karena tidak tahan dengan kemiskinan ayah
yang hanya seorang prajurit kecil. Jadi saya sama seperti anda semua, juga
terlahir suci. jadi anda tidak berhak menjudge saya karena kesalahan ibu saya.
Saya dan ibu saya berbeda. Apa yang dilakukan ibu saya bukan tanggung jawab
saya dan kesalahn ibu saya tidak bisa ditimpakan kepada saya. Kalau anda semua
sebagai dewan istana masih berpikir bahwa saya seperti ibu saya maka sama
halnya kalian masih memiliki pikiran yang picik seperti orang-orang yang tidak
berpendidikan yang hanya menggunakan ego kalian bukan rasio kalian” ucap Anjali
sinis nan tegas. Perkataan anjali serasa mnohok ulu hati para dewan istana yang
hadir. Ratu nandini, putrid seta dan Rahul berdecak kagum sedang kan dewan
istana hanya terdiam.
Tiba-tiba saja Pangeran Pratap
mengacungkan tangan dan meminta izin untuk bertanya. semua yang hadir
memperhatikan dengan sekasama. Sedangkan Rahul harap=harap cemas dengan apa
yang akan ditanyakan pangeran pratap, pamannya.
“Nona, Anjali. anda sudah lama
tinggal di USA. dan saya mendapat laporan bahwa anda mengajukan perubahan
kewarganegaraan? apakah itu benar?”
“Ya” jawab Anjali singkat dan tegas.
Tuan Pratap tersenyum sinis sedangkan para dewan kaget karena bercampur sennag
karena berpikir bahwa Anjali tidak memiliki rasa nasionalisme dan ini menjadi
celah untuk menghancurkannya.
“Kalau seperti itu anda tidak
memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsa kita.” Tuan pratap berada di atas
angin
Anjali mengahembuskan napasnya
lembut.
“Pangeran Pratap, bolehkah saya tahu
merk sepatu anda dan jas yang anda pakai?” Tanya anjali ramah
“Sepatu saya? yang pasti sepatu saya
berasal dari merk terkenal. Gucci dan Prada adalah merk jas saya.” Jawab
Pangeran Pratap angkuh.
“Anda menanyakan rasa nasionalisme
saya tetapi anda sendiri tidak memiliki rasa nasionalisme secuilpun” ujar
anjali sinis.
“Apa maksud kamu?”
“Apakah bisa seseorang yang
membangggkan produk luar negeri bisa disebut memiliki rasa nasionalisme yang
tinggi? Mereka bangga membeli produk luar negeri sedangkan produk dalam negeri
mereka tinggalkan sehingga produk india sulit bersaing. Jujur saya katakana
bahwa saya memang mengajukan untuk perubahan kewarganegaraan. Tapi apakah
dengan berubahnya kewarganegaraan merubah nasionalisme saya dan seluruh imigran
india diluar negeri yang telah berubah kewarganegaraanya? tentu tidak. apapun
kewarganegaraan mereka, ketika mereka bercermin mereka akan sadar bahwa mereka
dari india dan mereka tetap mempertahankan tradisi dan kebudayaan India di
Negara yang mereka tempati. Saya rasa nasionalisme mereka lebih bagus dari pada
orang yang mengaku memiliki rasa nasionalisme tinggi tetpai tidak mencerminkan
budaya India itu sendiri.” Anjali mentap tajam satu persatu dewan Istana yang
terkesima dengan jawabannya. sebagian besar dari mereka mengangguk setuju.
“Dan Pangeran pratap, perlu anda
ketahui bahwa sampai sekarang saya masih menjadi warga Negara India dan saya
masih tetap menjaga budaya dan tradisi India yang saya anut sejak kecil yang
telah diajarkan ayah saya.”Anjali menatap Pangeran Pratap tajam.
Tiba-tiba saja Anjali berdiri dan
menyanyikan lagu nasional India dengan merdunya
‘jana gana mana aatina ka
jayahe…”
Raja Rahul berdiri mendengar lagu
kebangsaan dinyanyikan, lalu diikuti satu persatu oleh peserta siding. Rakyat
pun yang menyaksikan ikut berdiri dan mengiringi lagu kebangsaan yang
dinyanyikan oleh Anjali.
@@@
“Anjali” Ujar Rahul haru menahan
bahagia karena Anjali menyetujui pertunangannya. Ia hendak memeluk Anjali namun
anjali menolaknya. Anjali mundur beberapa langkah menjaga jaraknya terhadap
rahul.
“Saya memnag bersedia untuk
melanjutkan pertunangan ini. Namun bukan berarti saya sudah menerima anda
seutuhnya”
“maksudmu?”
“Anda sudah tahu bahwa saya sangat
mencintai Aryaan dan Aryaan sangat mencintai saya. Dan saya tidak mungkin
meningglakan Aryaan. Dan andapun tahu Aryaan itu siapa?” Rahul mengannguk lemah
“Saya mencintai aryaan tapi saya
masih belum bisa mencintai Rahul. Dan mecintai Rahul itu berarti bahwa saya
juga harus mencintai istana ini, aturannya, tradisinya, lingkungannya dan semua
hal yang berkaitan dengan Kerajaan India dan Rahul. dan saya membutuhkan waktu
untuk itu. Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai”
“Aku tidak akan memaksamu untuk
mencintai rahul. Aku yakin suatu saat nanti perlahan-lahan kau juga akan bisa mencintai Rahul, Aku menunggu
saat itu, saat dimana kau siap untuk menrima Rahul menjadi bagian hidup kamu”
“terima kasih anda mau mengerti.
akan tetapi apakah Rahul juga akan mencintai Anjali yang seiring waktu akan
berubah menjadi Anjali yang berbeda dari yang dikenalnya dulu dan menerima
perubahan itu menjadi bagian dari hidup Rahul?”
“Aku yakin Anjaliku tidak akan
berubah. Bagaimanapun keadaan istana memaksanya dia akan tetap dengan
kesederhanaannya dan dengan kekuatan hatinya. Sejak Anjali menerima aryaan
sejak saat itulah Rahul juga bisa menerima Anjali. Walaupun sekarang setelah
semua ini terungkap Anjali masih belum bisa menrima Rahul. tapi aku yakin suatu
saat nanti Anjali akan bisa menrima Rahul sepenuh hatinya. Dan aku berterima
kasih karena kau sudah memberiku kesemptan untuk menjadi bagian dari hidup mu
dan terima kasih kau telah bersedia untuk menjadi bagian dari Rahul.” Rahul
berbalik dan hendak pergi menuju pintu. Namun ia berhenti dan berbalik
mengahadap anjali.
“Aku tidak pernah menginginkan
bersamamu dalam kondisi seperti ini. Di kondisi dimana aku menjadi raja dank au
akan menjadi menajdi ratu yang bertanggung jwaba terhadap kerajaan ini. Aku
ingin bersamamu sebagai aryaan. Menjalalani hidup sebagai rakyat biasa yang
bebas, menjalani rumah tangga sebagaimana layaknya orang lain. Jalan berdua
dikelilingi buah hati kita. Tapi sayang takdirku tidak mengizinkannya dan
kaupun harus ikut bersama takdirku. AKu minta maaf telah membawamu ke duniaku.
Aku minta maaf. sedikitpun aku tidak bermasku untuk itu. Yang aku tahu aku
hanya mencintaimu dan hanya ingin hidup bersamamu.”
“Lalu kenapa gadis itu harus aku?”
Rahul terdiam. sejenak dia tenggelam
dalam imajinasinya dan kemudian tersenyum.
“karena hanya kau yang tidak
tertarik padaku” Rahul tersenyum manis.
“Ingatlah saat dimana kita masih di
sekolah dasar dank au tidak pernah menyadari kehadiranku” sambung Rahul seraya
pergi meninggalkan Anjali yang masih mencerna kalimat Rahul
do you understand Indonesia?
BalasHapus