Kamis, 15 September 2016

LPDP ESSAY SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU



Sukses Terbesar dalam Hidupku
            Bagi kebanyakan orang di sekelilingku  sukses itu adalah mendapatkan pekerjaan yang mapan atau menghasilkan banyak uang. Akan tetapi, sukses menurut saya adalah berhasil mencapai sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan itu diperlukan usaha-usaha yang gigih tanpa kenal lelah walaupun banyak tantangan yang menghadang. Dan sukses itu akan lebih bermakna jika dampak dari kesuksesan itu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Berdasarkan definisi sukses yang saya ungkapkan, seseorang bisa mengalami kesuksesan berkali-kali dalam hidupnya, termasuk bagi saya sendiri. Di bidang akademis, saya menetapkan tujuan di awal kuliah harus lulus tepat waktu dengan nilai cumlaude.  Dengan giat belajar dan banyak berdo’a, alhamdulillah saya lulus tepat waktu dengan IPK 3.55. Di bidang kepramukaan, saya mempunyai impian mengikuti sebuah perkemahan nasional. Oleh sebab itu, ketika saya bergabung dengan UKK Pramuka STAIN Pamekasan, saya giat berlatih dan menunjukkan potensi terbaik saya di bidang kepramukaan. Alhamdulillah, saat seleksi peserta PW Nasional 2011 saya terpilih sebagai salah satu peserta dari kontingen STAIN Pamekasan. Akan tetapi, saya merasa sukses terbesar dalam hidup saya sampai saat ini adalah ketika Sosialisasi Bahaya Narkoba yang saya dan teman-teman IKTSAM selenggarakan berjalan dengan sukses.
            Suatu hari di pertengahan bulan November 2015, saya dan teman-teman IKTSAM berkumpul. Dan hari itu, topik kami adalah tentang semakin banyaknya “Rangga” (reng-gherengan, Madura) yaitu para pemuda yang suka berkumpul di pinggir-pinggir jalan dengan rambut yang acak-acakan yang sering kami dengar suka mabuk-mabukkan. Dan menurut pendapat saya dan teman-teman, pemuda-pemuda seperti itu rentan terhadap peredaran narkoba. Oleh sebab itu tercetuslah ide untuk melanjutkan niat satu tahun sebelumnya yaitu untuk menyelaggarakan sosialisasi bahaya nakoba.
            Sebenarnya, saya dan teman-teman beberapa kali menyelenggarakan event namun semuanya bernuansa islami, seperti perayaan Muharrom, Buka Puasa, dsb. Sedangkan sosialisasi bahaya narkoba sifatnya umum dan masyarakat  Padelegan masih asing dengan istilah tersebut sehingga acara sosialisasi bahaya narkoba memiliki tantangan tersendiri bagi kami.
            Tantangan yang pertama kali kami hadapi adalah masalah pendanaan. Mendapatkan bantuan dari masyarakat padelagan merupakan hal yang sulit dilakukan karena mereka masih awam dengan istilah sosialisasi bahaya narkoba. Akhirnya, hal yang paling rasional di otak kami menghadapi masalah pendanaan adalah menjalankan proposal ke dinas-dinas serta kepada beberapa tokoh masyarakat Padelegan yang kami anggap memiliki kepedulian terhadap acara sosialisasi tersebut.
            Tantangan kami tidak berakhir di situ. Sebagian besar pengurus organisasi IKTSAM adalah perempuan dan tidak semua memiliki pengalaman organisasi di kampus yang selalu ditempa untuk berani berbicara dengan para pejabat dinas untuk mengajukan proposal. Terlebih lagi kebiasaan di kampus jika mengajukan proposal dalam satu kelompok pasti ada seorang laki-laki sebagai pembicara. Namun, tekad yang kuat dari kami untuk mensukseskan acara tersebut memunculkan keberanian kami untuk mengajukan proposal ke dinas-dinas.  Dan kami berhasil melakukannya. Sebagian besar dinas-dinas yang kami kunjungi merespon proposal kami dan sebagian kecil tidak.  .
            Selain dana, tantangan lain adalah menghadirkan peserta sosisalisasi.  Acara sosialisasi bahaya narkoba bukan acara peringatan hari besar islam yang mana masyarakat Padelegan akan dengan senang hati menghadirinya. Sedangkan saya dan teman-teman saya adalah pemuda yang sebagian besar masih berstatus mahasiswa yang ucapannya masih kurang di dengar oleh masyarakat. Akan tetapi kami tak putus asa dan tak kehilangan akal. Kami menggandeng kepala desa Padelegan. Kami meminta bantuan beliau untuk mengintruksikan para aparat desa Padelegan agar berusaha mengajak para remaja dan pemuda desa untuk menghadiri acara tersebut karena para remaja dan pemuda desa padelegan adalah sasaran utama sosialisasi tersebut. Selain itu, kami juga mengundang para ulama karena kami sadar bahwa peran tokoh masyarakat terutama para ulama sangat kuat di desa Padelegan.
            Selama bergabung dengan organisasi dalam kampus saya tidak pernah menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Tantangan-tantangan yang membuat saya seringkali ingin menyerah. Namun, semangat teman-teman IKTSAM untuk mengingatkan dan mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkoba selalu mampu menguatkan saya untuk bertahan. Dan Alhamdulillah, perjuangan kami berbuah manis. Acara sosialisasi bahaya narkoba yang kami selenggarakan berjalan dengan sukses. Sebagian besar para undangan menghadiri acara tersebut dimana pematerinya berasal dari BNK Kabupaten Pamekasan. Perwakilan dari bapak camatpun mengapresiasi acara yang kami selelnggarakan karena Desa Padelegan adalah desa pertama di pademawu yang menyelenggarakan acara sosialisasi narkoba.
            Saya merasa terselenggaranya acara sosialisasi bahaya narkoba tersebut adalah kesuksesan terbesar saya sebagai pemuda desa Padelegan. Karena setelah acara tersebut, masyarakat Padelegan lebih peduli terhadap pergaulan putra-putrinya dan para tokoh masyarakat di sela-sela ceramahnya tentang kepemudaan selalu menyinggung tentang masalah bahaya narkoba.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar