Sukses Terbesar dalam Hidupku
Bagi kebanyakan
orang di sekelilingku sukses itu adalah
mendapatkan pekerjaan yang mapan atau menghasilkan banyak uang. Akan tetapi, sukses
menurut saya adalah berhasil mencapai sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan itu
diperlukan usaha-usaha yang gigih tanpa kenal lelah walaupun banyak tantangan
yang menghadang. Dan sukses itu akan lebih bermakna jika dampak dari kesuksesan
itu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Berdasarkan
definisi sukses yang saya ungkapkan, seseorang bisa mengalami kesuksesan
berkali-kali dalam hidupnya, termasuk bagi saya sendiri. Di bidang akademis,
saya menetapkan tujuan di awal kuliah harus lulus tepat waktu dengan nilai
cumlaude. Dengan giat belajar dan banyak
berdo’a, alhamdulillah saya lulus tepat waktu dengan IPK 3.55. Di bidang
kepramukaan, saya mempunyai impian mengikuti sebuah perkemahan nasional. Oleh
sebab itu, ketika saya bergabung dengan UKK Pramuka STAIN Pamekasan, saya giat
berlatih dan menunjukkan potensi terbaik saya di bidang kepramukaan. Alhamdulillah,
saat seleksi peserta PW Nasional 2011 saya terpilih sebagai salah satu peserta
dari kontingen STAIN Pamekasan. Akan tetapi, saya merasa sukses terbesar dalam
hidup saya sampai saat ini adalah ketika Sosialisasi Bahaya Narkoba yang saya
dan teman-teman IKTSAM selenggarakan berjalan dengan sukses.
Suatu hari di
pertengahan bulan November 2015, saya dan teman-teman IKTSAM berkumpul. Dan
hari itu, topik kami adalah tentang semakin banyaknya “Rangga” (reng-gherengan,
Madura) yaitu para pemuda yang suka berkumpul di pinggir-pinggir jalan dengan
rambut yang acak-acakan yang sering kami dengar suka mabuk-mabukkan. Dan
menurut pendapat saya dan teman-teman, pemuda-pemuda seperti itu rentan terhadap
peredaran narkoba. Oleh sebab itu tercetuslah ide untuk melanjutkan niat satu
tahun sebelumnya yaitu untuk menyelaggarakan sosialisasi bahaya nakoba.
Sebenarnya, saya
dan teman-teman beberapa kali menyelenggarakan event namun semuanya bernuansa
islami, seperti perayaan Muharrom, Buka Puasa, dsb. Sedangkan sosialisasi
bahaya narkoba sifatnya umum dan masyarakat
Padelegan masih asing dengan istilah tersebut sehingga acara sosialisasi
bahaya narkoba memiliki tantangan tersendiri bagi kami.
Tantangan yang
pertama kali kami hadapi adalah masalah pendanaan. Mendapatkan bantuan dari
masyarakat padelagan merupakan hal yang sulit dilakukan karena mereka masih
awam dengan istilah sosialisasi bahaya narkoba. Akhirnya, hal yang paling
rasional di otak kami menghadapi masalah pendanaan adalah menjalankan proposal
ke dinas-dinas serta kepada beberapa tokoh masyarakat Padelegan yang kami
anggap memiliki kepedulian terhadap acara sosialisasi tersebut.
Tantangan kami
tidak berakhir di situ. Sebagian besar pengurus organisasi IKTSAM adalah
perempuan dan tidak semua memiliki pengalaman organisasi di kampus yang selalu
ditempa untuk berani berbicara dengan para pejabat dinas untuk mengajukan
proposal. Terlebih lagi kebiasaan di kampus jika mengajukan proposal dalam satu
kelompok pasti ada seorang laki-laki sebagai pembicara. Namun, tekad yang kuat
dari kami untuk mensukseskan acara tersebut memunculkan keberanian kami untuk
mengajukan proposal ke dinas-dinas. Dan
kami berhasil melakukannya. Sebagian besar dinas-dinas yang kami kunjungi merespon
proposal kami dan sebagian kecil tidak. .
Selain dana,
tantangan lain adalah menghadirkan peserta sosisalisasi. Acara sosialisasi bahaya narkoba bukan acara
peringatan hari besar islam yang mana masyarakat Padelegan akan dengan senang
hati menghadirinya. Sedangkan saya dan teman-teman saya adalah pemuda yang
sebagian besar masih berstatus mahasiswa yang ucapannya masih kurang di dengar
oleh masyarakat. Akan tetapi kami tak putus asa dan tak kehilangan akal. Kami
menggandeng kepala desa Padelegan. Kami meminta bantuan beliau untuk mengintruksikan
para aparat desa Padelegan agar berusaha mengajak para remaja dan pemuda desa untuk
menghadiri acara tersebut karena para remaja dan pemuda desa padelegan adalah
sasaran utama sosialisasi tersebut. Selain itu, kami juga mengundang para ulama
karena kami sadar bahwa peran tokoh masyarakat terutama para ulama sangat kuat
di desa Padelegan.
Selama bergabung
dengan organisasi dalam kampus saya tidak pernah menghadapi tantangan-tantangan
tersebut. Tantangan-tantangan yang membuat saya seringkali ingin menyerah.
Namun, semangat teman-teman IKTSAM untuk mengingatkan dan mengedukasi
masyarakat tentang bahaya narkoba selalu mampu menguatkan saya untuk bertahan.
Dan Alhamdulillah, perjuangan kami berbuah manis. Acara sosialisasi bahaya
narkoba yang kami selenggarakan berjalan dengan sukses. Sebagian besar para
undangan menghadiri acara tersebut dimana pematerinya berasal dari BNK
Kabupaten Pamekasan. Perwakilan dari bapak camatpun mengapresiasi acara yang
kami selelnggarakan karena Desa Padelegan adalah desa pertama di pademawu yang
menyelenggarakan acara sosialisasi narkoba.
Saya merasa terselenggaranya acara
sosialisasi bahaya narkoba tersebut adalah kesuksesan terbesar saya sebagai
pemuda desa Padelegan. Karena setelah acara tersebut, masyarakat Padelegan
lebih peduli terhadap pergaulan putra-putrinya dan para tokoh masyarakat di
sela-sela ceramahnya tentang kepemudaan selalu menyinggung tentang masalah
bahaya narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar