Jumat, 02 September 2016

Fanfiction Bollywood BECAUSE I LOVE YOU part 12



BECAUSE I LOVE YOU part 12
Di pagi hari, Istana gempar karena Anjali menghilang. Semua pelayan yang mengurusi Anjali terlihat panik terutama kiran yang merupakan pelayan utama Anjali
            “Aku sudah memerintahkan kamu untuk menjaga Anjali dengan baik. Banyak orang yang sedang tidak menyukainya. Dia sedang tidak aman, bisa saja sesuatu terjadi padanya.”
            “Saya minta maaf, Putri. .” sesal Kiran. ia tak berani memandang mata Putri seta.
            “Kalau sampai Rahul tahu, hal ini pasti akan menambah beban pikirannya.”
            “Sejak tadi malam, Raja Rahul juga tidak berada di ruangannya, putri dan sampai sekarang beliau belum kembali” Ujar Karan yang tiba-tiba datang juga dengan wajah yang panik.
            “Apa???”
            “Ya,,, Dan saya sudah mencari beliau ke seleuruh penjuru istana” Sahut Karan.
            Putri seeta berpikir sejenak.
            “kau sudah mencarinya ke menara???” Karan menggeleng. Ratu Seeta sedikit bernapas lega, karena naluri keibuannya meyakini bahwwa rahul sedang berada di menara. tempat favoritnya dan rohan.
            “Kalau begitu, Aku akan mencari Rahul ke menara. Dan kau Karan, bantu Kiran menemukan Anjali. bagaimanapun caranya dan jangan sampai berita ini meluas dan Rahul mengetahuinya.”
            “baik, putri.” Jawab karan dan kiran hampir bersamaan
@@@
            Putri seta dan beberapa pelayannya menuju menara istana. sesampainya di tangga  puncak menara. Putri seta meminta para pelaynnya untuk menuggu di bawah, karena beliau menyadari bahwa puncak menara adalah ruangan yang Rahul minta khusus kepada raja yash sebagai tempat privasinya dan Rohan. Sebenarnya putrid seta juga merasa bersalah telah melanggar aturan yang rahul dan rohan buat bahwa tidak boleh ada seorangpun yang memasuki ruangan di puncak menara tanpa terkecuali. Namun, sebagai seorang ibu beliau ingin memastikan bahwa Rahul sedang berada di ruangan dan baik-baik saja. putrid seta juga berjanji dalam hatinya bahwa ia tidak akan memasuki ruangan privasi rahul dan hanya melihatnya dari balik pintu.
            Putri Seeta membuka pelan-pelan pintu ruangan puncak menara, namun Diaa kaget dia melihat Rahul sedang tertidur di pangkuan Anjali. Putri seta terlihat kesal melihat anjali yang telah melanggar aturan namun ketika ia melihat rahul sedang tertidur pulas dengan wajah yang tenang dan damai rasa kesal itu pun menghilang. Ditambah lagi dia melihat anjali yang duduk dan hanya memandangi Rahul dengan matanya yang sayu. Putri Seeta hanya bisa tersenyum haru. Dan langsung menutup pintu dengan hati-hati kemudian kembali ke istananya.
@@@
            Hari mulai siang, sinar matahari yang hangat seirring waktu berubah panas dan menyilaukan menembus jendela ruangan puncak menara. Pelan-pelan Rahul membuka kelopak matanya, Ia masih tidak menyadari bahwa ia sedang tidaur di pangkuan Anjali. Namun ketika ia menoleh ia melihat wajah Anjali yang tersenyum datar padanya.
            “Anda sudah bangun?” sapa Anjali. Rahul bangkit dan langsung duduk. Rahul masih mengingat-ingat apa yang telah terjadi.
            “Anda sudah bangun. Kalau begitu saya pamit pergi.” Anjali bangkit dan langsung memebri hormat kemudian berjalan keluar dari puncak menara.
            Rahul memandangi bayangan Anjali yang menghilang setelah menutup pintu. Ia ingat apa yang telah terjadi semalam. ia frustasi dan anjali datang.
@@@
            “Anda kemana saja, Nona. kami panik mencari Anda” sapa Kiran pada anjali yang sedikit berjalan sempoyongon menuju ruangannya.
            “Aku tidak kemana-mana, Kiran” sahut Anjali lemah. ia berjalan tidak stabil dan hampir jatuh. untung saja Kiran sigap dan langsung menangkapnya.
@@@
            “Rajkumaari???” ucap Anjali. Matanya mengerjap-ngerjap memastikan bahwa orang yang sedang duduk di sisi tempat tidurnya adalah Putri Seeta. Anjali langsung bangkit dari tidurnya untuk memberikan hormat namun Putri seta melarangnya dan membiarkan Anjali tetap berbaring.
            Tangan Putri Seeta mengusap lembut mata Anjali yang masih terlihat sayu karena kurang tidur dan mengusap lembut pipi Anjali seraya tersenyum
            “Setelah Raja yash wafat, Aku tidak pernah melihat Rahul terlihat tenang dan tertidur pulas seperti saat dia bersamamu.”
            Anjali terkejut, bagaimana Putri Seeta tahu bahwa semalam ia bersama rahul
            “Jangan terkejut Anjali, Aku tahu bahwa semalaman kau bersama Rahul. Jujur, Aku ingin marah ketika kau berdua dengan Rahul tanpa pengawalan dan aku lebih marah ketika kau memasuki menara yang merupakan ruangang privasi Rahul yang tidak seorang pun dizinkan masuk kecuali Rahul dan Rohan sendiri.”
            “Saya minta maaf” ujar Anjali lirih. ia merasa sangat bersalah.
            “Kau tak perlu minta maaf. Karena kemarahanku musnah ketika aku melihat rahul tertidur pulas di pangkuanmu. Setelah kematian Raja yash, itu adalah pertama kali aku melihat Rahul tertidur pulas tanpa beban dan tekanan di wajahnya. Dan aku sangat berterima kasih akan hal itu” Anjali membisu
            “Rahul sangat membutuhkanmu. Dia membutuhkanmu untuk selalu bersamanya. Cinta adalah kekuatnnya. dan Cintanya adalah kamu. Jadi apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan Rahul.” Ujar Putri Seeta dengan sungguh-sungguh. ia lalu mengecup kening Anjali dan langsung pergi,
@@@
            Latar belakang dan kelakuan Anjali yang dianggap tidak sesuai dengan aturan dan tradisi Istana telah menjadi topic panas di siding-sidang Istana. Sebagian besar dewan Istana tidak menginginkan Rahul meneruskan pertunangannya dengan anjali. Berulang kali Rahul berusaha untuk meyakinkan, namun selalu dimentahkan sehingga mebuat Rahul putus asa. Namun, Pangeran Pratap yang sedari tadi diam mengacungkan tangan hendak membrikan usul. Rahul sedikit bernapas lega. Ia berharap bahwa pamnnya akan mendukungnya.
            “seorang Ratu memang berhak untuk mengajukan calon ratu. Tapi keputusan tentang layak tidaknya Calon Ratu itu masih mebutuhkan pertimbangan Dewan. Jadi, saya meminta kepada raja untuk menghadirkan Nona Anjali ke siding istana minggu depan. Kami ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidikan dan pelatihan Nona Anjali Selama kurang lebih dua bulan ini. Dan saya Rasa, inilah saatnya untuk menentukan kelayakan Nona Anjali sebagai tunangan Anda dan sekaligus calon ratu kerajaan ini.”
            Mendengar hal itu, Rahul langsung lemas. Pangeran Pratap tersenyum penuh kemenangan
            “Mengapa Anda terlihat lemas, Maharaj. Kami hanya akan melakukan tugas kami.  Jika Nona Anjali memang layak untuk menjadi seorang ratu kami akan mendukungnya dan jika memang tidak layak, maka kami akan menolaknya. Dan karena ini calon yang diajukan oleh ratu maka rakyat menjadi saksinya. Rakyat akan menyaksikan siding itu secara live.” ujar angeran pratap angkuh.
            Rahul bertambah lemas. kakinya seprti tak berpijak pada bumi. Dia yakin bahwa siding itu akan mempermalukan ANjali habis-habisan dan seluruh dunia akan menyaksikannnya . Rahul tidak sanggup membayangkan orang yang dicintainya harus disiksa secara mental. Setitik air mata jatuh dari matanya.
            Tuhan, beri aku jalan keluar
@@@
            Malam telah larut. Keadaan telah berubah hening hanya suara jangkrik dan binatang malam yang menghiasi. Bulan terlihat bulat sempurna menunjukkan keindahnnya. Anjali mentapnya dari balik jendela menikati keindahan malam. Sejenak ia melupakan beban yang akan ia tanggung keesokan harinya. Ia sudah bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi padanya. Dewan Istana akan menjegalnya dan ia bisa terlepas dari belenggu Istana. Anjali tersenyum kecut membayankannya. Namun senyumnya menghilang membayankan bahwa rakyat india mungkin akan mengintimidasinya dan dia harus meninggalkan seorang yang mengisi sebagian hatinya.
            “Anjali, kau belum tidur?” suara Rahul mebuyrkan lamunan anjali.
            “Maharaj??/” ujar Anjali kaget melihat Rahul yang diam-diam memasuki ruangannya.
            Rahul segera memluk anjali erat bahkan sangat erat. Anjali berusah untuk melepaskannya namun pelukan Rahul bertambah erat.
            “izinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya. ku mohon” Rahul semakin membenamkan kepalanya di pundak Anjali. Anjali pasrah.
            Beberapa saat kemudian rahul melepaskan pelukannya. Ia memandang Anjali dari ujung kaki hingga ujung kepala. Anjali bukan lagi seprti Anjali yang ia kenal.. Tidak ada lagi mata berbinar Anjali, tidak ada lagi keangkuhan anjali dan tidak ada lagi senyum menawan Anjali yang dulu Ia hadirkan dengan susah payah.
            “Maafkan aku, Anjali.” sesal Rahul. Anjali diam karena tak tahu kata apa yang pantas diucapkan.
            Sejak pertama kali aku jatuh cinta padamu, aku menyadari bahwa dunia kita berbeda. kau adalah manusia yang ditakdirkan untuk hidup bebas sedangkan aku harus ditakdirkan hidup dengan semua aturan yang harus diikuti. Kau memiliki kehidupan yang indah dan berwarna sehingga aku juga ingin memilikinya dan hidup bersamamu di duniamu, namun sayang aku tak mampu meraihnya. Akan tetapi aku juga tidak mampu memaksamu untuk hidup di duniaku karena aku tahu ini akan sangat menyakitimu. Jujur dalam hati kecilku aku menginginkan kau berada di sini, bersamaku di istana ini. Namun, semakin aku berusaha mempertahankanmu, semakin besar pula aku menyakitimu dan semakin keras orang-orang istana menentangmu. Dan aku tidak mampu untuk melihat hal itu terjadi padamu.”
            Anjali menyimak kata demi kata yang dilontarkan Rahul. Terasa sangat getir di hati Anjali.
            “Pergilah, Anjali. Kemabalilah ke duniamu. Raihlah mimpi-mimpimu dan nikmatilah kebahagiaanmu. Di sini bukan temaptmu.”
            Anjali kaget mendengar ucapan Rahul. Dia tidak tahu harus bersikap senang ataupun sedih. Senang karena dia akan keluar dari sangakar emas yang telah membelenggunya selama ini atau sedih karena dia harus meningglakan orang yang dicintainya.
            “Aku sudah mengatur semua untukmu. besok pagi-pagi sekali Kiran akan mengatrakanmu ke lorong bawah istana dan karan akan membawamu ke luar India.”
            Rahul berbalik dan hendak pergi. Namun ia urungkan seperti ada sesuatu yang ia lupakan. Beberapa saat kemudia Ia berbalik kembali dan berjalan mendekati Anjali dan membisikkan beberapa kata di telinga Anjali.
            “password itu hanya akan bisa berfungsi dengan suaramu.” Ujar Rahul seraya pergi meninggalkan Anjali yang masih terpaku.
@@@
            Sementara itu, para dewan Istana sedang menunggu kehadiran Rahul dan Anjali. suasana Di balai agung Istana nampak kacau, para wartawan sudah mulai tak sabar menunggu kedatangan Rahul dan ANjali sedang para dewan sudah mulai kesal karena Rahul tak kunjung datang dan Anjali orang yang akan mereka permalukan tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Maharani Nandini dan Rajkumaari seta pun tak mampu mengendlikan keadaan yang tambah kacau
            Sedangkan di ruangan pribadi Raja, Rahul sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Tiba-tiba, Karan datang dengan wajah sedikit panik.
            “Maharaj,,, Keadaan dib alai agung istana mulai tak terkendali. Mereka menginginkan Anda dan nona Anjali untuk segera datang. Putri seta pun tak mampu mengendlikan kekacauan di ruang siding.”
            “Ya, aku tahu. katakana pada mereka bahwa 10 menit lagi aku berada dib alai agung Istana.” Ujar Rahul singkat. Matanya focus pada printer yang sedang meproses print out dari layar computer Rahul. Dari kelopak mata Rahul yang menghitam, Karan menegtahui bahwa Rahul tidak tidur semalaman.
            “Maharaj, are you okay?” Tanya Karan agak Ragu.
            “Yes,  I am okay.” Rahul memasakan senyumnya. Tangannnya dengan gesit mengambil kertas hasil print out dan langsung berjalan keluar ruangannya dan diikuti Karan
@@@
            Suasana menjadi senyap ketika Rahul berdiri di pintu balai agung istana. Semua orang member hormat tanpa terkecuali menyambut kedatangan Raja mereka.
            “Silahkan dimulai sidangnya” Ujar Rahul tenang seraya duduk di singgasananya.
            Sementara Rahul sedang menghadapi argument dan cemoohan Para dewan Istana terkait Anjali, di sisi lain Istana, Anjali dan Kiran sedang menyusuri lorong-lorong gelap bawah Istana yang merupakan jalan Rahasia yang bisa diguanakn sebagai jalan keluar jika kerajaan India mendapat serangan tak terduga dari musuh yang mengancam keselamatan Raja dan anggota keluarganya.
            “Ayo nona, sebentar lagi kita akan sampai” Ucap Kiran bersemangat. Tangan kanannya menyorotkan senter sedang tangan kirinya menuntun Anjali. Anjali membisi. Pikirannya sedang tidak focus kejalan yang dilewatinya. tak jarang ia sering tersandung. Pikiran anjali sedang memikirkan Rahul, yang sangat mencintainya walupun telah membohonginya, Ratu nandini dan putrid seta wanita yang telah memberinya kasih sayang seorang ibu yang tidak ernah ia dapatkan, Raja Yash yang sangat mempeduliknnya dan ayahnya yang selalu berkorban untuknya.
            “Nah, kita sudah sampai, Nona” seru kiran ketika sudah berada di depan pintu sebuah bunker. Ia berhenti dan memperhatikan detail pintu bunker tersebut. alisnya berkerut pertanda ada sesuatu yang sedang mengganjal pikirannya.
            “Ya, Ampun. Raja Rahul pasti melupakan sesuatu. Password pintu ini hanya diketahui olehnya. Kalau seperti ini percuma saja kita sampai di sini kalau yang bisa membuka tidak ada di sini.” keluh Kiran. Ia menyandarkan punggungnya di dinding. Lalu ide briliantnya muncul. ia raih ponsel di sakunya dan mencoba menghubungi seseorang, Raja Rahul. Ditengah menunggu panggilannya tersambung, Kiran tak henti-hentinya mengoceh.
            “saya tidak mengerti kenapa Raja Rahul melakukan semua ini. pertunanan anda adalah permintaan langsung dari mendiang raja yash” celoteh Kiran. anjali tidak menghiraukannya dan hanya memandangi pintu bangker yang di sampingnya terdapatlayar sensor pembukanya.
            “jujur saya perhatikan Raja Rahul banyak berubah setelah kehadiran anda. Namun saya tidak mengerti mengapa raja Rahul meminta anda untuk pergi???” Tanya Kiran. ia melirik Anjali yang  berdiri mematung
            “Because I love you” ucap Anjali lirih. Entah kenapa ketika anjali mengeja kalimat itu ada sebuah rasa yang berkecamuk dalam hatinya.
            dan ‘klek’ pintu bunker terbuka. Kiran mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya apa yang baru saja dilihatnya. bunker yang merupakan tempat perlindungan terakhir keluarga kerajaan yang passwordnya hanya bisa terbuka oleh rajanya kini bisa di buka oleh junjungannya yang masih belum menjadi anggota kerajaan. Pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam benakanya.
            “Ternyata Raja Rahul telah memberikan passwordnya pada anda.” seru Kiran tak percaya. Anjali masih saja mematung.
            Kiran memasukkan kembali ponselnya dan menarik tangan Anjali untuk memasuki bunker. Namun Anjali bertahan tak beranjak.
            “Mari, Nona. Waktu kita tidak banyak. Karan pasti sudah menunggu kita.”
            Anjali melepaskan tangan Kiran yang memegangnya. Malahan Anjali yang meegang tangan Kiran.
            “Ayo kita kembali.” ucap Anjali seraya menarik tangan Kiran untuk kembali ke Istana.
@@@
            Di balai agung istana, keadaan semakin memanas karena sebagian besar dewan istana kesal menunggu Anjali yang tak kunjung datang. Melihat kondisi yang demikian Rahul dengan sikap tenang bangikt dan berjalan menuju podium. Rahul mengambil kertas yang sudah ia persiapkan sebelumnya dan mebuka pelan-pelan lipatan demi lipatan kertas itu. seluruh pasang mata yang hadir terdiam memperhatikan apa yang akan dilakukan Rajanya.
            “Saya, Rahul Aryaan Raichand sangat berterima kasih sekali…” namun tiba-tiba saja pintu balai agung Istana terbuka. Pusat perhatian kini beralih pada seseorang yang berdiri di pintu balai agung. Anjali. Gadis yang mereka tunggu untuk mereka hakimi dan permalukan.
            Bak seorang pesakitan yang sedang di interogasi, Anjali duduk di tengah-tengah ruangan dengan di perhatikan seluruh pasang mata dari dewan istana yang berusaha untuk menjatuhkannya dengan pertanyaan- pertanyaan yang menyakitkan yang dijawab Anjali dengan tenang. Ratu nandini dan putrid seta beserta Rahul hanya bisa memperhatikan tanpa bisa memberikan pembelaan. Sedangkan Rakyat yang menyaksikan momen itu dari luar istana ataupun live dari tv merasa tergang bercampur iba menyaksikan moment dimana politik istana yang kotor sedang ingin menjatuhkan seorang wanita dari kalangan rakyat jelata.
            “Ketika acara perkenalan resmi anda sebagai calon tunangan Raja Rahul terungkap bahwa anda adalah putrid dari seorang wanita penghibur. Apakah ini benar?” Tanya Tuan Chopra yang merupakan salah satu Dewan senior yang paling dihormati.
            “Ya, memang benar ibu saya adalah seorang pelacur. Atau lebih tepatnya mantan pelacur. Lalu dimana letak kesalahnnya?”
            “Anda tahu bahwa Ratu adalah sosok yang dihoramtai. lau bagaimana bisa ratu yang seharusnya dihormati merupakan anak dari pelacur yang hina?”
            “Semua anak itu terlahir suci. Mereka tidak menanggung dosa dari orang tuanya. Begini saja, Jika anda membunuh orang, apakah putra anda akan ikut masuk penjara?” Tuan chopra terdiam mendengar sanggahan Anjali.
            “Tuan Thakur, anda adalah kepala bagian hokum Istana, maukah Anda menjawab pertanyaan saya yang tak bisa dijawab Tuan chopra tadi”
            “anda benar Nona, seseorang tidak menanggung dosa orang lain.”
            Anjali tersenyum.
            “Saya tegaskan, Ibu saya memnag seorang wanita penghibur. Namun perlu semua orang ketahui bahwa saya dilahirakan di dalam ikatan pernikahan yang syah. Ayah saya menikahi ibu saya walupu pada akhirnya ibu saya pergi karena tidak tahan dengan kemiskinan ayah yang hanya seorang prajurit kecil. Jadi saya sama seperti anda semua, juga terlahir suci. jadi anda tidak berhak menjudge saya karena kesalahan ibu saya. Saya dan ibu saya berbeda. Apa yang dilakukan ibu saya bukan tanggung jawab saya dan kesalahn ibu saya tidak bisa ditimpakan kepada saya. Kalau anda semua sebagai dewan istana masih berpikir bahwa saya seperti ibu saya maka sama halnya kalian masih memiliki pikiran yang picik seperti orang-orang yang tidak berpendidikan yang hanya menggunakan ego kalian bukan rasio kalian” ucap Anjali sinis nan tegas. Perkataan anjali serasa mnohok ulu hati para dewan istana yang hadir. Ratu nandini, putrid seta dan Rahul berdecak kagum sedang kan dewan istana hanya terdiam.
            Tiba-tiba saja Pangeran Pratap mengacungkan tangan dan meminta izin untuk bertanya. semua yang hadir memperhatikan dengan sekasama. Sedangkan Rahul harap=harap cemas dengan apa yang akan ditanyakan pangeran pratap, pamannya.
            “Nona, Anjali. anda sudah lama tinggal di USA. dan saya mendapat laporan bahwa anda mengajukan perubahan kewarganegaraan? apakah itu benar?”
            “Ya” jawab Anjali singkat dan tegas. Tuan Pratap tersenyum sinis sedangkan para dewan kaget karena bercampur sennag karena berpikir bahwa Anjali tidak memiliki rasa nasionalisme dan ini menjadi celah untuk menghancurkannya.
            “Kalau seperti itu anda tidak memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsa kita.” Tuan pratap berada di atas angin
            Anjali mengahembuskan napasnya lembut.
            “Pangeran Pratap, bolehkah saya tahu merk sepatu anda dan jas yang anda pakai?” Tanya anjali ramah
            “Sepatu saya? yang pasti sepatu saya berasal dari merk terkenal. Gucci dan Prada adalah merk jas saya.” Jawab Pangeran Pratap angkuh.
            “Anda menanyakan rasa nasionalisme saya tetapi anda sendiri tidak memiliki rasa nasionalisme secuilpun” ujar anjali sinis.
            “Apa maksud kamu?”
            “Apakah bisa seseorang yang membangggkan produk luar negeri bisa disebut memiliki rasa nasionalisme yang tinggi? Mereka bangga membeli produk luar negeri sedangkan produk dalam negeri mereka tinggalkan sehingga produk india sulit bersaing. Jujur saya katakana bahwa saya memang mengajukan untuk perubahan kewarganegaraan. Tapi apakah dengan berubahnya kewarganegaraan merubah nasionalisme saya dan seluruh imigran india diluar negeri yang telah berubah kewarganegaraanya? tentu tidak. apapun kewarganegaraan mereka, ketika mereka bercermin mereka akan sadar bahwa mereka dari india dan mereka tetap mempertahankan tradisi dan kebudayaan India di Negara yang mereka tempati. Saya rasa nasionalisme mereka lebih bagus dari pada orang yang mengaku memiliki rasa nasionalisme tinggi tetpai tidak mencerminkan budaya India itu sendiri.” Anjali mentap tajam satu persatu dewan Istana yang terkesima dengan jawabannya. sebagian besar dari mereka mengangguk setuju.
            “Dan Pangeran pratap, perlu anda ketahui bahwa sampai sekarang saya masih menjadi warga Negara India dan saya masih tetap menjaga budaya dan tradisi India yang saya anut sejak kecil yang telah diajarkan ayah saya.”Anjali menatap Pangeran Pratap tajam.
            Tiba-tiba saja Anjali berdiri dan menyanyikan lagu nasional India dengan merdunya
            jana gana mana aatina ka jayahe…”
            Raja Rahul berdiri mendengar lagu kebangsaan dinyanyikan, lalu diikuti satu persatu oleh peserta siding. Rakyat pun yang menyaksikan ikut berdiri dan mengiringi lagu kebangsaan yang dinyanyikan oleh Anjali.
@@@
            “Anjali” Ujar Rahul haru menahan bahagia karena Anjali menyetujui pertunangannya. Ia hendak memeluk Anjali namun anjali menolaknya. Anjali mundur beberapa langkah menjaga jaraknya terhadap rahul.
            “Saya memnag bersedia untuk melanjutkan pertunangan ini. Namun bukan berarti saya sudah menerima anda seutuhnya”
            “maksudmu?”
            “Anda sudah tahu bahwa saya sangat mencintai Aryaan dan Aryaan sangat mencintai saya. Dan saya tidak mungkin meningglakan Aryaan. Dan andapun tahu Aryaan itu siapa?” Rahul mengannguk lemah
            “Saya mencintai aryaan tapi saya masih belum bisa mencintai Rahul. Dan mecintai Rahul itu berarti bahwa saya juga harus mencintai istana ini, aturannya, tradisinya, lingkungannya dan semua hal yang berkaitan dengan Kerajaan India dan Rahul. dan saya membutuhkan waktu untuk itu. Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai”
            “Aku tidak akan memaksamu untuk mencintai rahul. Aku yakin suatu saat nanti perlahan-lahan kau juga akan bisa mencintai Rahul, Aku menunggu saat itu, saat dimana kau siap untuk menrima Rahul menjadi bagian hidup kamu”
            “terima kasih anda mau mengerti. akan tetapi apakah Rahul juga akan mencintai Anjali yang seiring waktu akan berubah menjadi Anjali yang berbeda dari yang dikenalnya dulu dan menerima perubahan itu menjadi bagian dari hidup Rahul?”
            “Aku yakin Anjaliku tidak akan berubah. Bagaimanapun keadaan istana memaksanya dia akan tetap dengan kesederhanaannya dan dengan kekuatan hatinya. Sejak Anjali menerima aryaan sejak saat itulah Rahul juga bisa menerima Anjali. Walaupun sekarang setelah semua ini terungkap Anjali masih belum bisa menrima Rahul. tapi aku yakin suatu saat nanti Anjali akan bisa menrima Rahul sepenuh hatinya. Dan aku berterima kasih karena kau sudah memberiku kesemptan untuk menjadi bagian dari hidup mu dan terima kasih kau telah bersedia untuk menjadi bagian dari Rahul.” Rahul berbalik dan hendak pergi menuju pintu. Namun ia berhenti dan berbalik mengahadap anjali.
            “Aku tidak pernah menginginkan bersamamu dalam kondisi seperti ini. Di kondisi dimana aku menjadi raja dank au akan menjadi menajdi ratu yang bertanggung jwaba terhadap kerajaan ini. Aku ingin bersamamu sebagai aryaan. Menjalalani hidup sebagai rakyat biasa yang bebas, menjalani rumah tangga sebagaimana layaknya orang lain. Jalan berdua dikelilingi buah hati kita. Tapi sayang takdirku tidak mengizinkannya dan kaupun harus ikut bersama takdirku. AKu minta maaf telah membawamu ke duniaku. Aku minta maaf. sedikitpun aku tidak bermasku untuk itu. Yang aku tahu aku hanya mencintaimu dan hanya ingin hidup bersamamu.”
            “Lalu kenapa gadis itu harus aku?”
            Rahul terdiam. sejenak dia tenggelam dalam imajinasinya dan kemudian tersenyum.
            “karena hanya kau yang tidak tertarik padaku” Rahul tersenyum manis.
            “Ingatlah saat dimana kita masih di sekolah dasar dank au tidak pernah menyadari kehadiranku” sambung Rahul seraya pergi meninggalkan Anjali yang masih mencerna kalimat Rahul

1 komentar: