Senin, 11 Juli 2016

FANFICTION BOLLYWOOD BECAUSE I LOVE YOU part 6



BECAUSE I LOVE YOU part 6
            “Putri Pooja ada di dalam?” Tanya Rahul pada Tabu, kepala pelayan pooja yang baru saja keluar dari kamar Pooja.
            “Putri Pooja ada di dalam, Rajkumaar. Dan juga Pangeran Pratap ada di dalam kamar putri Pooja.” jawab Tabu penuh hormat. Namun dari wajahnya, Rahul menagkap kesan takut dan cemas.
            “kenapa kau terlihat takut? selidik Rahul
            “ saya tidak apa-apa Rajkumaar, saya hanya mengkhawatirkan keadaan putrid Pooja. Saya harap kedatangan Pangeran Pratap tidak menambah beban pikiran Putri Pooja.” ucapan Tabu terdengar sedkit keluhan.
            “saya kasihan dengan Putri Pooja, Rajkumaar. Sejak kematian Pangeran Rohan beliau sangat terpukul. Beliau tidak seperti yang saya kenal. Saya paham bagaimana perasaan beliau sekarang yang harus kehilangan suami yang baru dua tahun ia nikahi dan sekarang ia harus menyandang status sebagai janda di usianya yang masih muda.” tutur tabu panjang lebar mencurahkan iasi hatinya. Rahul hanya diam mendegarkan.
            “Ups…maaf Rajkumaar. saya terlalu banyak bicara” sesal Tabu yang menyadari bahwa orang yang diajak bicara adalah Rahul.
            ‘tidak masalah. sekarang katakana pada Putri Pooja bahwa aku datnag untuk mengunjunginya.” Kata Rahul seraya tersenyum
@@@
            Di dalam ruangannya, Pooja dan ayahnya, Pangeran Pratap, sudah berdiri untuk menyambut Rahul. Mata Pooja sayu karena terlalu banyak menangis dan wajahnya terlihat pucat. Seperti janda-janda pada umumnya, Pooja harus memakai kain saree putih tanpa satupun perhiasan menempel di tubuhnya. Rasa iba rahul semakin bertambah manakala pooja menyambutnya dengan senyuman mencoba untuk menyembunyikan kesedihannya.
            “ Salaam…Rajkumaar.” Pooja dan Pangeran Pratap memberi hormat hampir bersamaan.
“Silahkan duduk, Rajkumaar.” Tuan Pratap mempersilahkan Rahul duduk. Diikuti Pangeran Pratap yang duduk di sampingnya. sementara itu Pooja duduk di samping kanan ayahnya tepat dihadapan Rahul.
            “Bagaimana keadaanmu Pooja.” Rahul membuka percakapan
            “Seperti yang Rajkumaar lihat. Pooja sedang tidak baik.” Pangeran Pratap menjawab pertanyaan yang Rahul tujukan untuk pooja
            “Maaf, Rajkumaar. Ayah saya memang agak berlebihan. Saya baik-baik saja” elak Pooja. Akan tetapi matanya terlihat berkaca-kaca
            “Aku harap begitu. hm…Aku sangat menngenalmu Pooja. Dari kecil kau sudah aku dan Rohan anggap sebagai adik. Kita sering bemain bersama, bahkan aku dan Rohan sering mengerjaimu. Tapi kau tak pernah menangis bahkan bahagia ketika kami mengerjaimu. hm…aneh memang.. tapi itulah kau. Kau adalah gadis yang kuat. Seberapa banyak kami mengerjaimu, tetap saja kau tak menangis…” kenang Rahul.
            “Tapi kini, aku seperti kehilangan Pooja kami. Aku sudah tidak lagi melihat senyum berbinarmu, tawa lepasmu bahkan komen-komen pedasmu terhadap artis-artis bollywood…kami merindukan itu Pooja.” Lanjut Rahul. Butiran bening di mata Pooja kini mulai mengalir.
            “Aku tahu ini berat bagimu. Tapi, aku yakin kau bisa melewati semua ini. Rohan pasti tidak ingin melihat kau terpuruk dalam kesedihanmu. Kau harus bisa menata hidupmu lagi Pooja” Rahul menasehati. Pooja diam, malahan isakan tangisnya makin menjadi.
            “Sudah, hentikan, Rajkumaar. sebanyak apapun kau menasehati pooja. itu tidak akn mengubah keadaan Pooja sekarang. Dia tetaplah seorang janda. Anda tahu Janda itu apa?” Hardik Pengeran Pratap sinis.
            “Aku tahu Paman, aku sangat menegrti itu. Masyarakat memang kurang bisa menerima status Janda. Tapi seorang janda itu bukanlah aib. Janda itu bukan kutukan. Janda itu hanyalah seorang wanita yang suaminya dipanggil Tuhan karena Tuhan lebih menyayngi suaminya. Dan tidak berarti Tuhan tidak sayang pada wanita itu. Tuhan sayang wanita itu, karena Dia ingin menjadikan wanita itu wanita yang lebih kuat. seorang janda berhak itu memiliki kehidupannya. Dia bisa bekerja, bergaul, bahkan bisa jatuh cinta lagi dan memiliki keluarga yang baru.” papar Rahul panjang lebar.
            “jatuh cinta? punya keluarga baru? siapa yang akan menikahi seorang Janda?” sungut tuan Pratap.
            “Aku yakin Paman di luar sana pasti banyak Pria yang menerima Pooja apa adanya. Pria yang kan mencintai Pooja, baik masa lalunya atau statusnya.”
            “Tapi Pooja adalah gadis yang terhormat. dia adalah putrid mahkota, walaupun sekarang dia hanyalah mantan Putri Mahkota. Sama sepertimu, di luar sana, aku juga yakin banyak Pria yang akan mau menikahi Pooja. Tapi mereka tidak sederajat dengan Pooja….Yang pantas menikahi Pooja hanyalah keturunan bangsawan saja bukan rakyat jelata…”
            “ayah..hentikan…!!!” Pinta Pooja.
            “kenapa Pooja… Apa ayah salah? kau memang gadis terhormat dan gadis yang cerdas bahkan kau adalah gadis terbaik di kerajaan ini. Bahkan hanya seorang saja yang bisa sepadan dengan statusmu”
            “Siapa Paman?” Tanya Rahul. Pangeran Pratap melirik Rahul tajam.
            “kau” sahut Tuan Pratap singkat.
            “Saya???” Rahul tak percaya dengan perkataan Pangeran Pratap.
            “Ya, kau..Pria yang sepadan untuk menikahi Pooja adalah kau, bukan yang lain. Kau mengatakan bahwa Pooja harus menata kembali hidupnya. Dan salah satu cara ia kembali kehidupnya jika ada seorang yang menikahinya. Dan Pria itu haruslah kau” Sahut Pangeran Pratap sinis.
            Percakapan Rahul dan tuan Pratap semakin memanas. Tangisan pooja semakin menjadi akibat perkataan ayahnya. Ia berkali-kali memohon ayahnya agar menghentikan perkataannya, namun tak digubris.
            ‘Tidak mungkin Paman. Aku bisa saja menikahi Pooja. Tapi aku tidak bisa menikahi seorang wanita yang dicintai oleh Rohan, adikku.”  Emosi Rahul mulai tinggi
            “Cinta??? lagi-lagi kata itu. Cinta itu bisa datang setelah pernikahan terjadi. lagian Kau tahu Rahul, Rohan tidak pernah mencintai Pooja. Ia menikahi Pooja karena dewan Istana yang menginginkannya.”
            “Tapi, sayangnya, kenyataannya tidak seperti itu Paman. Rohan mencintai Pooja…” Rahul mulai mereda.
            “walaupun cinta itu hadir di akhir-akhir masa hidupnya… Pooja, aku kesini hanya untuk memberikanmu ini. aku harap ini akan menguatkanmu, bukan melemahkanmu.” Ucap Rahul lembut pada Pooja. Rahul menyodorkan beberapa lembar kertas pada Pooja. dan kertas-kertas itu adalah surat Rohan untuk Rahul.
            “Kalau begitu aku permisi dulu, Pooja, Paman” Rahul memandang Pooja dan Pangeran Pratap bergantian. lalu meninggalkan keduanya.
@@@
            Di ruang kerja, Raja Yash sedang menatap kosong pada barisan langit sore di balik jendela. Nampknya ia sedang memikirkan sesuatu.
            “Maharaj, Anda memanggil saya?” Sapaan Rahul mengagetkan Raja Yash yang sedang melamun.
            “Ya, duduklah Rahul.!” Raja Yash terlihat menghapus bulir bening dari kedua matanya sebelum ia berbalik mengahadap Rahul.
            Raja Yash duduk di samping Rahul. Keduanya telihat canggung. sejenak keadaan menjadi hening
            “ Bagaimana keadaanmu sekarang?” Raja Yash memecah keheningan
            “Saya baik-baik saja Maharaj” sahut Rahul datar
            “seorang anak tidak bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan dari seorang ayah, Rahul. Orang-orang memang menganggapku sebagai raja yang baik. tapi hal itu harus aku bayar dengan mahal. Aku harus mengorbankan sisi lain dari diriku, yaitu sebagai seorang ayah. Aku tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk kamu dan Rohan. aku tidak bisa menjadi seperti ayah-ayah yang lain, aku tidak bisa melihat bagaimana  kalian berjalan untuk pertama kali, aku tidak bisa mengajari kalian bersepeda, aku tidak bisa menemani kalian bermain bahkan aku tidak bisa mengajari kalian untuk memanggilku dengan sebutan “ayah” “Mata Raja Yash berkaca-kaca.
            “Yang paling menyedihkan, aku tidak bisa mengungkapkan betapa kehilangannya diriku dengan kepergianmu Bahkan aku tidak bisa menangisi kematian putraku dan mengungkapkan betapa sedihnya aku atas kematian Rohan…aku tidak bisa Rahul…Aku tidak bisa…” Raja Yash menangis. Dengan agak canggung Rahul menggiring Raja Yash ke pundaknya.
            “Maafkan aku Rahul, aku tidak bisa melindungi Rohan…seandainya saja aku tidak mengabulkan permintaan Rohan untuk menggantikanku ke acara perunduingan itu...pasti Rohan masih hidup…”
            “Maharaj, tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi. Semua sudah kehendak Tuhan. Saya yakin, Anda sudah melakukan yang terbaik. Karena anda adalah Raja yang baik.” sela Rahul.
            Raja Yash semakin terisak di pelukan Rahul. Rahul merasa aneh sekaligus bahagia dengan apa yang ia rasakan sekarang. Bagaimana tidak, ini adalah hal yang selama ia hidup tak pernah ia lakukan dengan ayahnya. Seorang raja Yash yang di matanya adalah Raja yang kuat kini menangis dipelukannya. Dengan canggung, Rahul menepuk lembut punggung Raja Yash untuk menenagkannya.
            “Maharaj…” Panggil Rahul terbata-bata.
            “Putraku…”
            “Aku menyayangimu Maharaj..” Bisik Rahul
            “Rahul, maukah kau memanggilku Ayah seperti kau memanggil Ratu nandini dan Putri Seeta dengan sebutan Ibu ketika di luar aturan protokoler” Raja Yash melepaskan pelukannya, ia memandang Rahul penuh harap.
            “Aku sangat menyayangimu…Ayah…” ucap Rahul terbata-bata. Ia sedikit canggung dengan kata”ayah” Mendengar itu Raja Yash memeluknya kembali dengan lebih erat.
            Rahul menitikkan air matanya. ‘Rohan seandainya kau ada di sini sekarang’ bisik Rahul dalam hati sambil memandang foto keluarga yang terpajang di pojok ruangan.
            “berjanjilah kau tidak akan meninggalkan istana ini lagi… berjanjilah kau tidak akan meninggalkan ayah…” Raja Yash menatap Rahul.
            “Aku janji, aku tidak akan meninggalkan Ayah.” Rahul mengusap air mata Raja Yash seraya tersenyum.
            “Kalau kau tidak akan meninggalkan Ayah, Bagaimana dengan gadis itu? Apa kau akan meninggalkannya?” Raja Yash mulai tenang
            “Gadis? Gadis siapa Ayah?” Elak Rahul
            “Sudahlah Rahul, Ayah sudah tahu semua?” Raja Yash tersenyum
            “Maksud ayah?”
            “Aku memang seorang Raja, tapi aku tidak akan melepaskan tanggung jawabku sebagai ayah untuk mengawasi keadaan putraku”. Raja Yash menoleh kea rah Rahul Namun Rahul bergeming.
            “Selama kau di San Fransisco, ayah mengawasimu Rahul. Apapun yang kau lakukan, termasuk tentang Anjali” ucap Raja Yash enteng. Rahul tesenyum kecut
            “Apakah gadis itu yang sudah membuatmu bertekad besar untuk keluar dari istana dan menjalani hidup sebagai rakyat biasa?” Selidik Raja Yash
            “Ya, Anjali adalah salah satu alasan terbesarku aku ingin keluar dari istana.” Jawab Rahul tanpa menoleh Raja Yash.
            “Kau sangat mencintainya?”
            “Aku sangat mencintainya, bahkan lebih dari hidupku.” Rahul menoleh pada ayahnya.
            Rahul diam, pikirannya kembali memikirkan Anjali. Mengingat hal itu, raut wajah Rahul berubah. Ia terlihat sedih.
            “Baiklah…Ayah akan melamar Anjali untukmu dan membawanya ke Istana ini.” Raja Yash bangkit hendak meninggalkan Rahul.
            “Jangan…Jangan bawa Anjali ke istana ini.!” Rahul menarik tangan Raja Yash. Raja Yash kembali duduk.
            “Mengapa kau tidak ingin menikah dengannya?” Tanya Raja Yash tak mengerti.
            “Seorang pria pasti menginginkan menikah dengan orang yang dicintainya dan hidup bersama selamanya. Aku sangat mencintai Anjali dan aku sangat ingin menikah dengannya. Tapi jika pernikahanku dengannya hanya akan menyiksanya, selamanya aku tidak ingin pernikahan itu terjadi.”
            “Menyiksanya? maksudmu?”
            “Anjali gadis yang berbeda, dia gadis yang sederhana dan apa adanya. dia bukanlah gadis bangsawan istana ataupun gadis-gadis lain di India yang menyukai keglamoran, kehormatan dan kekayaan Istana. Dia sangat tidak menyukai semua hal itu. Bahkan ketika semua gadis-gadis mengejar para pangeran, dia hanya diam dan tidak mempedulikan kami. Dia berbeda ayah, jika para gadis menegjar-ngejar cinta para pangeran hanya untuk kehormatan atupun kekayaan, Anjali tidak seperti itu. Dia mencintaiku, mencintai diriku. Dia tidak mencintai kekayaan ku ataupun jabatanku.”
            “Bagaaiman kau tahu bahwa dia mencintaimu bukan jabatanmu atau statusmu?”
            “Anjali tidak mengetahui bahwa aku adalah seorang pangeran.” Rahul tersenyum datar.
            “Aku mohon ayah, jangan renggut kebebasan Anjali. Biarkan dia bahagia dengan kehidupannya. Jika dia bahagia, aku bahagia Ayah. Walaupun aku tidak bersamanya. Untuk masalah Ratuku kelak, aku serahkan semuanya pada Dewan Istana.”
            “hm…sekarang Ayah menyadari seberapa besar kau mencintai Anjali. Andai saja ayah menegetahuinya lebih dulu dari Rohan…”
            “Maksud Ayah?”
            “Rohan tahu seberapa besar kau ingin hidup di luar Istana dan bersatu dengan anjali. Namun ia sadar bahwa akan sulit jika kau menjadi Putra Mahkota kerajaan ini. Sekarang ayah baru menyadari mengapa Rohan sangat ngotot sekali ingin menjadi putra mahkota.”
            “Maksud Ayah?” kini giliran Rahul yang tidak mengerti.
            “Sebenarnya, ayah ingin menobatkanmu menjadi Putra mahkota dengan harapan bahwa Dewan Istana tidak lagi mengintimidasimu sebagai pangeran yang merupakan anak dari seorang selir, Namun sebelum hari penobatanmu, rohan datang menemui ayah dan meminta agar dia dijadikan putra mahkota. Rohan rela menggantikan posisimu agar kau bisa hidup bahagia tanpa tekanan politik dan intrik dewan kerajaan.” Raja Yash memandang Rahul yang terdiam. Rahul shock
            “Jadi apakah kau akan menyianyiakan pengorbanan Rohan” Raja Yash menayakan pertanyaan yang menusuk hati Rahul.
            “Tidak…tidak mungkin…ayah pasti berbohong…ayah pasti bohooong…” Rahul berlari meninggalakn ayahnya.
            “Rahul…”panggil Raja Yash. Rahul berhenti membuka knop pintu.
            “Kalau Anjali bisa mencintai Aryaan, Anjali pasti bisa mencintai Rahul.”
            Rahul berbalik.
            “Kalau Raja Yash bisa mencintai Putri Geeta, kenapa dia tidak bisa mencintai Putri Seeta.” Ujar Rahul tajam. Raja Yash terdiam.
@@@
            Di ruang kerja putra mahkota,Rahul melampiasakan perasaannya yang campur aduk, penyesalahn, kesedihan, kecintaan, dll. Ia melemparkan benda-benda yang ada di hadapannya sehingga berantakan.
            “Maafkan aku Rohan…maafkan aku…” ucap Rahul sambil memandang foro Rohan yang berada di belakang meja kerjanya.
            “Mengapa kau lakukan semua ini Rohan... Mengapa? hiks…hiks…” Rahul jatuh bersimpuh.
            Tiba-tiba saja seseorang menegtuk pintu.
            “Rajkumaar,,, bolehkah saya masuk?” ucap seseorang dari luar ruangan. Mendengar itu Rahul, langsung mengahpus air matanya dan mengatur suaranya serta langusng berpura-pura sibuk dengan laptopnya.
            “Ya, masuk saja Karan.” ujar rahul tenang.
            Karan membuka pintu dan langsung memberi hormat pada Rahul.
            “Rajkumaar, saya hanya menginformasikan bahwa para pengawal sudah siap untuk mengawal anda ke rapat gabungan dengan perdana menteri” kata Karan. Namun ia menangkpa wajah Rahul semabab.
            “Maaf, Rajkumaar. Apakah anda baik-baik saja?” Tanya Karan agak takut.
            “ya, saya baik-baik saja. kau tak perlu khwatir. 10 menit lagi saya akan berangkat” Rahul menunduk dan berpura-pura menegtik untuk menghidari tatapan curiga Karan.
            “Siap” Ujar Karan dengan lantang. (anggap saja seperti anggota polisi gitu…hehe..)
@@@
            Ratu Nandini dan Putri Seeta bertatapan satu sama lain. Mereka terheran-heran dengan apa yang dilakukan Raja Yash, suami mereka, saat ini. Tidak biasanya Raja Yash meminta mereka untuk berkumpul di ruangan Ratu Nandini, bukan di ruangan beliau.
            “mungkin kalian merasa heran bahkan aneh saat aku meminta kalian untuk berkumpul di ruangan ini.” Raja Yash membuka suara. Ratu Nadidini dan Putri Seeta hanya mengiyakan.
            “Aku sudah bosan menyaksikan politik istana yang penuh rasa iri, curiga dan kekakuan bahkan permusuhan dan saling menjatuhkan. Aku ingin melihat istana yang penuh kasih, sayang, dan cinta sehingga Kerajaan India ini tidak lagi diperintah dan diatur berdasarkan berdasarkan logika saja tetapi juga menggunakan hati.”
            “haan, dari dulu saya juga menginginkan seperti itu. dan saya rasa Putri Seeta juga menginginkannya” sahut Ratu Nandini seraya memandang putri Seeta yang duduk di kursi tepat di hadapnnya
            “ji haan, Maharani. bahkan saya menginginkan Istana dan Kerajaann ini diperintah oleh Raja dan Ratu yang saling mengasihi dan menanyangi sehingga mereka memerintah dengan hati mereka, bukan dengan logika mereka yang diatur oleh intrik politik Dewan Istana” Putri Seeta berkaca-kaca, mengingat keadaan yang menimpa dirinya, Ratu Nandini dan Raja Yash yang hanya bisa menjadi boneka bagi dewan istana. Suasan kembali hening.
            “Satu-satunya orang yang bisa mewujudkan mimpi kita semua adalah Rahul. Hanya Rahul yang bisa melakukannya.”
            “ Maksud Maharaj?” Ratu Nandini tak mengerti.
            “Hanya Rahul yang memiliki keyakinan kuat terhadap cinta dimana kita semua meragukannya. Dan hanya dialah yang mampu membawa cinta itu kesini”
            Ratu Nandini dan Putri Seeta betatapan tak mengerti.
            “Aku akan menikahkan Rahul dengan orang yang dicintainya sehingga ia merasa nyaman di Istana ini dan bisa melakukan kewajibannya bukan karena kewajiban tapi berdasarkan kasih sayang.”
            “Lalu, apakah  Rahul sudah memiliki orang yang dicintainya?” Tanya Putri Seeta
            “sudah” Jawab Raja Yash singkat. Lalu, Raja Yash menceritakan secara mendetail tentang gadis yang dicintai Rahul, yaitu anjali.
            “Ini akan sulit Maharaj, Anjali bukan wanita bangsawan. Pasti dewan kerajaan akan menentangnya dengan keras” Ratu Nandini khawatir
            “Itulah alasanku mengapa aku mengumuplkan kalian disini. Anjali harus bisa diterima di Istana ini dan yang bisa melakukan itu adalah kalian.”
            Dengan kaku Raja Yash meraih tangan Ratu Nandini dan Putri Seeta dengan kedua tangannya.
            “Tolong carilah cara agar Anjali bisa  diterima di Istana ini Sehingga Rahul bisa hidup dengan orang yang dicintainya. Aku yakin kalian bisa melakukannya. Manfaatkanlah celah sekecil apapun agar Anjali bisa diterima. Ini semua demi mimpi kita, demi Rahul dan demi Rohan” Raja yash menatap Ratu nandini lembut namun penuh harap.
            @@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar